#NulisRandom2015 #Day21
Kali ini aku akan menuliskan sebuah kisah tentang sosok seorang ayah untuk kita renungkan guyz!
cerita ini kudapatkan dari temanku saat aku masih menempuh pendidikan di Kediri - Jawa Timur.
saat aku pertama kali membacanya kupikir "ah! paling sama kayak cerita biasanya." Tapi ternyata bisa membuatku meneteskan airmata saat teringat, padahal aku membacanya tidak full penuh penghayatan.
Hayatilah maka kamu akan meneteskan air mata.
Selamat membaca yaaa.. ^_^
A Y A H !!
Biasanya bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja di perantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau bahkan di luar negeri, dan yang jauh dari kedua orang tuanya. Akan sering merasa kangen sekali dengan ibunya kan ? lalu bagaimana dengan Ayah ?
Mungkin karena Ibu sering menelpon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, atau hanya sekedar melepas rasa rindu.
Tapi apa kamu tahu kalau ternyata Ayahlah yang mengingatkan Ibu untuk menelponmu ??
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil Ibulah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng.
Tapi apakah kamu tahu, kalau sepulang Ayah bekerja dan dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang kamu lakukan seharian ?
Pada saat dirimu masih seorang perempuan kecil...
Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda dan setelah Ayah menganggapmu bisa, Ayah akan melepas roda bantu di sepedamu kemudian Ibu bilang "Jangan dulu Yah, jangan dilepas dulu roda bantunya..."
Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka. Tapi sadarkah kamu ?
Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama, karena dia tahu pasti putri kecilnya "Pasti bisa!".
Pada saat kamu menangis, merengek meminta boneka / mainan yang baru, Ibu menatapmu...
tapi Ayah akan mengatakan dengan tegas "kita boleh beli nanti, tapi tidak sekarang ya sayang".
Tahukah kamu..
Ayah melakukan ini karena Ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang bisa dipenuhi!
Saat kamu sakit pilek, Ayah yang selalu khawatir sampai kadang sedikit membentak denagan berkata "Sudah dibilang kan, kamu jangan minum air dingin!", berbeda dengan Ibu yang memperhatikanmu dengan menasehatimu dengan lembut...
Ketahuilah, saat itu Ayah benar - benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah bernjak dewasa...
Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk izin keluar malam dan Ayah bersikap tegas dengan mengatakan "Tidak boleh!". Apakah kamu tahu ? Ayah melakukan itu untuk menjagamu. Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat berharga yang harus benar - benar dijaga. Setelah itu kamu marah pada Ayah dan masuk kamar sambil membanting pintu.
Dan yang datang mengetuk pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Ibu..
Apakah kamu tahu ? kalau saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya. Bahwa Ayah sebenarnya sangat ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi - lagi dia harus menjagamu ?
Ketika seorang lelaki mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu,Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia. Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang mengobrol berdua di ruang tamu. Apakah kamu sadar ? kalau hati Ayah merasa cemburu ?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, Ayah melonggarkan sedikit peraturan keluar rumah untukmu, namun kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir. Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut, ketika Ayah melihat putri kecilnya pulang larut malam, hati Ayah pun akan merasa sangat sedih lalu Ayah memarahimu, apakah kamu sadar ? bahwa ini karena hal yang paling penting ditakuti Ayah akan segera terjadi...
"Bahwa putri kecilnya akan pergi meninggalkannya".
Setelah lulus SMA, Ayahakan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang dokter atau yang lainnya. Ketahuilah, bahwa Ayah tersenyum dan mendukungmu saat pilihannya tidak sesuai dengan keinginan Ayah.
Ketika kamu menjadi gadis dewasa dan kamu harus pergi kuliah di kota lain, Ayah harus melepasmu di stasiun atau bandara...
Apakah kamu tahu ? bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu ? Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini.. itu.. dan mengarahkanmu untuk berhati - hati. Padahal Ayah ingin sekali memelukmu erat dan menangis seperti Ibu.
Tapi yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya dan menepuk pundakmu sambil berkata "Jaga dirimu baik - baik ya sayang". Ayah melakukan itu semua agar kamu kuat. Kuat untuk pergi dan menjadi orang yang dewasa.
Di saat kamu butuh uang untuk membiayai semesteran dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah !!
Ayah pasti bekerja keras untuk mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman - temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan, kata - kata yang keluar dari mulut Ayah adalah "Tidak! tidak bisa!"Padahal di dalam hati Ayah, ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu!".
Apakah kamu tahu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum ?
Di saat kamu di wisuda sebagai seorang sarjana...
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu, Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat putri kecilnya yang tidak dimanja berhasil tumbuh dewasa dan telah menjadi orang.
Sampai saat seorang teman lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu...
Ayah akan sangat berhati -hati memberikan izin, karena Ayah tahu, bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya...
Saat Ayah melihatmu duduk di panggung pelaminan bersama seseorang yang dianggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia.
Apakah kamu tahu di hari yang bahagia itu Ayah pergi keluar ke belakang panggung sebentar dan menangis ? Dia harus terlihat tegar bahkan saat dia ingin memanjakanmu. Dan dia adalah orang yang pertama yang selalu yakin kalau "Kamu bisa!" dalam segala hal.
Coba renungilah...
Betapa seringnya kalian membuat Ayah mengerutkan wajahnya karena kalian.
Betapa sering Ayah menahan rasa marah di hatinya karena kita. Lihatlah wajah lelah Ayah saat ia pulang dari bekerja.
Rasa letih yang mungkin tak bisa kita rasakan...
Rasa yang hanya Ayah tahan sendiri...
Itu semua untuk kita.
Namun..
Pernahkah atau bahkan betapa jarangnya kita membuatkan minimal secangkir minuman untuknya ? itu pun tak sebanding dengan Ayah yang sering menanyakan apakah anak tersayangnya sudah makan atau belum.
Betapa jarangnya kita mengucapkan kata "MAAF" pada Ayah. Tak sebanding dengan betapa banyaknya hal yang telah kita buat ia kecewa.
betapa jarangnya kita berterimakasih pada Ayah, tak sebanding dengan betapa banyaknya hal yang telah Ayah lakukan untuk kita.
- Yang Terbaik Bagimu -
by : Ada Band feat Gita Gutawa
Teringat masa kecilkukau peluk dan kau manja
indahnya saat itu buatku melambung
di sisiku terngiang hangat nafas segar harum tubuhmu
kau tuturkan segala mimpi - mimpi serta harapanmu
Kau ingin ku menjadi yang tebaik bagimu
patuhi perintahmu jauhkan godaan
yang mungkin kulakukan dalam waktuku beranjak dewasa
jangan sampai membuatku terbelenggu jatuh dan terinjak
Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya
ku 'trus berjanji tak'kan khianati pintahnya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya kumencintaimu
'kan kubuktikan ku mampu penuhi maumu
Andaikan detik itu kan bergulir kembali
kurindukan suasana basuh jiwaku
membahagiakan aku...
yang haus akan kasih dan sayangmu
jangan sampai membuatku
terbelenggu jatuh dan terinjak.
0 komentar:
Posting Komentar